Jumat, 19 Maret 2010

Segelas Kalimat Untuk Temanku, Sally Meliana

SMS mengagetkan itu sampai di inbox hape gue siang ini sehabis dhuhur.

Kabar yang sangat menyontak.

Kepergian Ibu lo untuk selama-lamanya, Sal. Ibu dari seorang gadis yang gue kenal lugu, tekun dan baik.

Ibu yang sudah berjuang bertahun-tahun bertahan dengan penyakit komplikasi yang berebut tempat ditubuhnya. Ibu yang sudah sangat kenyang dengan obat-obatan dalam peperangan kerasnya.

Sedih, terharu dan meneteskan air mata. namun gue nggak bisa apa2. gue di Semarang dan pastinya lo di Banjar, Jawa Barat sana. gue hanya bisa ikut menundukan kepala sejenak. menghaturkan doa dan duka yang sama dalamnya seperti yang gue rasa satu setengah tahun lalu.

Tuhan telah begitu selektif memilih orang-orang kuat seperti ibumu dan ibuku dalam lembaran-lembaran akhir hidupnya untuk mati-matian melawan penyakit. kini, sudah cukup semua tangis itu!
sudah selesai perjuangan mereka melawan cobaan Tuhan. Tuhan Menang. Mereka juga menang dengan cara Tuhan untuk lebih mendewasakan kita.
tinggal kita, tinggal seorang Susi dan seorang Sally serta sisa keluarga disamping kita. mau bagaimana kita menggoreskan senyum untuk mereka. mari berjuang, teman. Mari.

Kamis, 18 Maret 2010

Supervisor Baru Gue Mirip Almh Ibu Gue

today was a surpise day for me.



anak baru yang kerja baru sebulan suruh ngadep dua supervisor plus manager keren, alhasil, gue hampi nangis ditempat.
ketakutan setengah mati.
apa kesalahan besar yang udah gue lakuin, sampe2 petinggi2 ini memanggil gue ke ruang meeting? sangat aneh. (sebelumnya gue ketauan sms-an ma bos gue, hehee)


setelah mencerna kata demi kata serta menahan tangis dengan mencubit2 lengan sendiri,
finally gue tau, bahwa gue kan dipindahkan kebagian lain yang more dangerous.
yah, dibagian baru ini, gue bakalan bekerja satu tim bareng orang2 yang udah 3 tahun kerja disini.
n pastinya mereka kan jauh lebih memahami karakteristik permasalahan than me.
dan yang lebih mengerikan, tingkat tekanannya akan jauh lebih tinggi timbang bagian gue sebelumnya, karena memang bagian ini sangat dinamis. really.


apa yang harus gue lakuin? nangis. yeah. right. NANGIS adalah jawaban yang menurut gue sangat realistis.


the first, alasan gue harus nangis karena gue ketakutan. takut buat masuk bagian ter"HOT" di divisi collection Bank BII ini. scara gue aja baru wisuda sebulan lalu..

the second, gue harusnya nangis karena gue terharu. calon supervisor gue adalah cewek umur 30an yang masih lajang. namun luar biasa banget dalam pekerjaannya. TOTALITAS. yeah.

fisiknya, mukanya, kulitnya, potongan rambutnya, kepemimpinannya, kewibawaannya, sikap serta sifatnya, almost like my beloved Mom.
terlebih ketika dia bertanya  "piye, Nduk?"

yah, kata NDUK itu seolah2 membawa gue terbang jauh untuk 2 detik kemudian tersadar bahwa gue sangat merindukn kata2 itu muncul dari seorang wanita dewasa seperti dia.


akankah dia kembali dalam wujud hubungan profesional kerja?

yang paling jelas, gue bangga dan gue haruskerja keras atas amanat ini. Insyaallah. I will.